Digital Marketing

7 Alasan Mengapa Backlink Saja Tidak Cukup

Selama bertahun-tahun, backlink dianggap sebagai pilar utama SEO. Banyak praktisi masih berfokus mengejar tautan dari situs-situs otoritatif demi menaikkan posisi di SERP. Tapi di 2025, lanskap SEO sudah jauh berubah.

Saat ini, kita memasuki era AI-powered search, di mana backlink saja tidak bisa lagi menjamin performa website. Berikut telah kami rangkum tujuh alasan mengapa backlink saja tidak cukup di era SEO 2025

1. Google SGE Menggeser Pola Klik

Google kini menampilkan jawaban langsung hasil AI di bagian paling atas halaman pencarian melalui fitur Search Generative Experience (SGE). Tentunya, hal ini mengubah cara orang berinteraksi dengan hasil pencarian.

Jika pengguna mendapat hasilnya dari fitur SGE, mereka cenderung berhenti di bagian atas dan tidak lagi mengklik tautan ke website seperti dulu. Bahkan, posisi pertama di SERP bisa dilewati karena jawaban AI dianggap cukup.

Artinya, meskipun Anda memiliki banyak backlink, jika konten Anda tidak terstruktur dengan baik untuk diambil dan diringkas oleh sistem AI Google, potensi klik bisa sangat rendah. Backlink tidak lagi menjamin traffic seperti dulu.

2. Backlink Tidak Menjamin Relevansi Konteksual

Google semakin menilai keterkaitan antara konten Anda dan sumber backlink secara kontekstual. Jadi, memiliki tautan dari situs besar belum tentu berdampak jika topiknya tidak relevan atau ditanam secara paksa.

Ditambah lagi, algoritma saat ini lebih canggih dalam memahami maksud konten dan hubungan semantiknya. Jika backlink datang dari situs yang tidak satu topik, tidak ada relasi audiens, atau dibuat secara manipulatif (seperti guest post spam), nilainya bisa diabaikan.

Anda membutuhkan backlink yang alami, relevan, dan mendukung narasi konten. Pastikan juga backlink berasal dari website berkualitas yang dapat ditandai dengan domain rating (DR) tinggi.

3. AI-generated Content Meningkatkan Kompetisi

Salah satu dampak AI yang sangat terasa yakni produksi konten yang lebih cepat dan massal. Kendati demikian, hal ini membuat SERP penuh dengan konten seragam dan dangkal, bahkan terkesan asal-asalan.

Sehingga, Google kini menilai tidak hanya dari segi jumlah dan kata kunci, tapi juga pengalaman langsung penulis, kedalaman analisis, dan nilai tambah yang diberikan. Faktor ini dikenal juga sebagai E-E-A-T (Experience, Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness).

Jadi, meskipun Anda punya banyak backlink, konten Anda tetap bisa kalah jika tidak menunjukkan kredibilitas dan otoritas manusia. Artikel dengan sudut pandang asli, pengalaman pribadi, atau studi kasus jauh lebih bernilai dalam algoritma saat ini. 

4. UX dan Core Web Vitals Tidak Bisa Diabaikan

Pengalaman pengguna kini menjadi elemen kunci dalam SEO. Google secara aktif mengukur kecepatan halaman, responsivitas, dan stabilitas visual melalui Core Web Vitals.

Jika situs Anda lambat, tidak mobile-friendly, atau membingungkan untuk dinavigasi, performa SEO akan terkena dampaknya meskipun Anda memiliki banyak backlink. Pengguna yang frustrasi akan langsung keluar, dan itu memberi sinyal negatif ke Google. 

Dalam dunia digital saat ini, UX yang buruk tidak bisa ditutupi oleh strategi off-page seperti backlink. SEO teknis dan kenyamanan pengguna harus berjalan seimbang.

5. Algoritma Google Lebih Fokus ke Search Intent

Google semakin memahami maksud di balik pencarian pengguna. Tren ini menggeser tren sebelumnya, di mana Google mencocokkan kata kunci untuk memberikan jawaban kepada pengguna.

Dengan demikian, konten Anda harus benar-benar menjawab pertanyaan atau kebutuhan spesifik dari pencari, sesuai dengan tahapan mereka. Misalnya, apakah mereka sedang mencari informasi, mempertimbangkan pembelian, atau ingin langsung bertransaksi.

Banyak konten yang punya banyak backlink tapi gagal memahami search intent, sehingga tidak relevan dan akhirnya tergeser dari peringkat atas. Untuk bisa muncul di hasil pencarian yang tepat, konten harus dirancang agar cocok dengan konteks pencarian pengguna.

6. Optimasi On-Page dan Struktur Teknis

Mesin pencari menilai bagaimana situs Anda diatur dan dioptimalkan secara internal. Struktur heading, penggunaan tag HTML yang tepat, internal linking, hingga markup schema semuanya berperan penting dalam membantu Google memahami isi halaman.

Jika situs Anda sulit dicrawl, tidak terstruktur dengan baik, atau tidak menyediakan data teknis yang dibutuhkan mesin pencari, maka backlink tidak akan cukup kuat untuk mengangkat peringkat. Optimasi teknis yang rapi adalah pondasi agar semua elemen SEO lain bisa bekerja maksimal. 

7. Persaingan Semakin Ketat

Setiap hari, ribuan konten baru dipublikasikan oleh brand, kreator, dan media dengan sumber daya besar. Banyak dari mereka punya keunggulan: tim SEO khusus, distribusi kuat, dan anggaran promosi besar.

Dalam kompetisi seperti ini, sekadar punya backlink tidak cukup untuk unggul. Anda perlu strategi menyeluruh, mulai dari konten yang kuat, performa teknis, distribusi lintas kanal, hingga kemampuan memahami audiens dengan lebih baik.

SEO di 2025 adalah permainan kompleks yang menuntut pendekatan holistik, bukan sekadar mengandalkan satu faktor seperti backlink. Anda juga ditantang untuk kreatif dalam membuat konten, baik berupa tulisan, infografis, maupun video untuk marketing.

Jadi, Haruskah Kita Masih Fokus ke Backlink? 

Ya, tetapi backlink tidak boleh berdiri sendiri. Backlink tetap menjadi sinyal penting dalam SEO, terutama jika berasal dari sumber yang relevan, kredibel, dan dibangun secara alami.

Fokus tunggal pada backlink bisa membuat strategi Anda timpang dan mudah dikalahkan oleh pesaing yang mengadopsi pendekatan lebih menyeluruh. SEO saat ini menuntut Anda untuk memperhatikan beberapa aspek penting lainnya, seperti:

  • Kesesuaian dengan search intent, bukan sekadar keyword.
  • Struktur teknis dan on-page yang rapi dan mudah terindeks.
  • Konten berbasis pengalaman nyata, bukan hasil copy-paste atau generatif tanpa konteks.
  • UX dan performa teknis situs yang cepat dan nyaman.
  • Distribusi konten lintas kanal, termasuk media sosial dan email.

Singkatnya, backlink masih relevan, tapi perannya kini adalah sebagai penguat, bukan penentu tunggal. Jika ingin tetap kompetitif, Anda perlu memikirkan SEO sebagai strategi lintas fungsi: teknikal, konten, distribusi, dan pengalaman pengguna harus bergerak bersama.

Arumka

Share
Published by
Arumka

Recent Posts

  • Digital Marketing

Bagaimana Bisnismu Bisa Tetap ‘Hadir’ di Pikiran Pelanggan Tanpa Harus Kirim Email Marketing?

Temukan cara Google Business Profile menjadi strategi customer retention utama untuk bisnismu dan tingkatkan loyalitas…

20 jam ago
  • Digital Marketing

Rahasia Marketing Paling Murah dan Efektif: Cara Google Business Profile Mengalahkan Iklan Berbayar

Temukan Cara Google Business Profile Mengalahkan Iklan Berbayar untuk bisnis Anda. Strategi marketing gratis yang…

3 hari ago
  • Digital Marketing

Strategi Menarik Pembeli Dari Luar Kota Lewat Google Business Profile Tanpa Iklan

Pelajari Cara Menarik Pembeli Dari Luar Kota Lewat Google Business Profile Tanpa Iklan dengan strategi…

5 hari ago
  • Digital Marketing

Mengapa Ranking di Google Maps Bisa Lebih Penting dari Website Itu Sendiri

Mengapa Ranking di Google Maps Bisa Lebih Penting dari Website Itu Sendiri untuk bisnis lokal…

7 hari ago
  • Digital Marketing

6 Penyebab Peringkat Website Turun dan Solusinya

Pernah merasa heran kenapa peringkat websitemu di Google tiba-tiba turun drastis, padahal kontennya masih sama…

1 minggu ago
  • Digital Marketing

Bagaimana Menyikapi Review yang Tidak Valid atau Palsu di Google

Bagaimana Menyikapi Review yang Tidak Valid atau Palsu di Google dengan efektif. Pelajari cara melaporkan,…

1 minggu ago