Sebanyak 72% pengguna internet di dunia memilih untuk tidak menggunakan iklan berbasis cookie. Ini menunjukkan pentingnya privasi data bagi konsumen. Sekarang, dengan semakin dekatnya penghapusan cookie pihak ketiga, pemasaran digital harus mencari cara baru untuk menjangkau audiens.
Artikel ini akan membahas tantangan dan solusi dalam era era cookie-less. Kita akan melihat bagaimana perusahaan digital marketing bisa tetap efektif. Mereka harus melakukannya tanpa mengorbankan privasi data konsumen.
Memahami Era Cookie-Less
Kita memasuki era baru di dunia digital marketing. Ketergantungan pada cookie pihak ketiga mulai berkurang. Istilah “era cookie-less” menunjukkan perubahan ini. Perusahaan harus beradaptasi dengan lebih menghargai privasi konsumen dan membatasi penggunaan cookie pihak ketiga tanpa izin.
Pengertian Era Cookie-Less
Era cookie-less adalah saat cookie pihak ketiga digunakan lebih sedikit. Ini karena regulasi privasi data seperti GDPR di Eropa dan CCPA di California semakin ketat. Perusahaan kini harus mencari cara lain untuk mengumpulkan dan memanfaatkan data konsumen.
Mengapa Era Cookie-Less Terjadi?
- Masyarakat semakin sadar tentang privasi data dan perlindungan data pribadi.
- Regulasi privasi data yang membatasi penggunaan cookie pihak ketiga tanpa izin pengguna.
- Kebijakan browser yang memblokir atau membatasi penggunaan cookie pihak ketiga.
- Kesulitan mengumpulkan data tentang perilaku pengguna dan preferensi mereka tanpa cookie pihak ketiga.
- Tantangan menargetkan iklan dengan presisi tinggi dan mengukur efektivitas kampanye.
Menghadapi era cookie-less, perusahaan harus beradaptasi dengan pendekatan baru. Mereka harus lebih menghargai privasi konsumen dan memanfaatkan sumber data alternatif.
Tantangan dalam Era Cookie-Less
Industri digital bergerak ke era cookie-less. Ini membawa tantangan baru bagi para pemasar. Mereka harus menghadapi kehilangan kemampuan pelacakan lintas situs dan kesulitan dalam pengukuran efektivitas iklan.
Kehilangan Kemampuan Pelacakan Lintas Situs
Cookie pihak ketiga hilang, pemasar kehilangan cara melacak pengguna di berbagai situs. Ini membuat targeting iklan jadi lebih sulit. Pemasar tidak punya data detail tentang apa yang disukai konsumen.
Tanpa data lintas situs, pemasar kesulitan membuat iklan yang benar-benar relevan untuk konsumen.
Kesulitan dalam Pengukuran Efektivitas Iklan
Hilangnya cookie pihak ketiga juga sulitkan pemasar mengukur efektivitas iklan mereka. Metrik seperti tingkat klik dan konversi sulit dilacak. Ini mempengaruhi analitik web dan kemampuan pemasar memahami data konsumen.
“57% of U.S. adults are comfortable with AI targeting being used for advertising.”
Era Cookie-Less
Era cookie-less membawa perubahan besar di dunia digital. Privasi konsumen kini menjadi prioritas utama. Ini disebabkan oleh regulasi privasi yang ketat dan keputusan dari perusahaan besar seperti Google, Apple, dan Mozilla untuk kurangi penggunaan cookie pihak ketiga.
Dalam era ini, para marketer digital dihadapkan pada tantangan baru. Mereka harus memahami lebih dalam tentang apa yang konsumen inginkan. Tanpa cookie, mengukur efektivitas iklan menjadi lebih sulit. Namun, ada beberapa cara untuk mengatasi masalah ini.
Salah satu cara adalah dengan memanfaatkan data dari situs web, aplikasi, dan sistem CRM. Penggunaan platform data pelanggan (CDP) juga membantu memahami konsumen lebih baik. Targeting terautentikasi dan kontekstual menjadi lebih penting di era ini.
Teknologi baru seperti Unified ID 2.0 dan Federated Cohort Learning (FLoC) dari Google menawarkan solusi yang lebih ramah privasi. Adaptasi yang cepat dan strategi yang tepat sangat penting untuk sukses di era cookie-less.
Memaksimalkan Data Pihak Pertama
Dalam era tanpa cookie, pemasar harus beradaptasi dengan data pihak pertama (data 1P). Data ini dikumpulkan dari interaksi konsumen dengan situs web, aplikasi, dan sistem CRM. Data 1P penting karena memberikan wawasan tentang perilaku dan preferensi konsumen.
Memanfaatkan Data dari Situs Web, CRM, dan Aplikasi
Data 1P yang bisa dimanfaatkan antara lain:
- Data pendaftaran dan profil pelanggan dari situs web dan aplikasi
- Riwayat interaksi dan transaksi pelanggan dari CRM
- Aktivitas penelusuran dan navigasi pada situs web
- Preferensi dan perilaku konsumen dari survei dan umpan balik
Dengan menganalisis data 1P, pemasar bisa memahami lebih dalam tentang konsumen. Ini membantu meningkatkan personalisasi dan pengalaman pengguna.
Menerapkan Customer Data Platform (CDP)
Untuk mengelola data 1P, penerapan Customer Data Platform (CDP) sangat penting. CDP menyatukan data konsumen dari berbagai sumber. Ini membantu pemasar mengembangkan strategi personalisasi yang lebih efektif.
“Memaksimalkan pemanfaatan data pihak pertama adalah kunci untuk beradaptasi dengan era cookie-less dan memberikan pengalaman pelanggan yang lebih personal serta relevan.”
Targeting Terautentikasi
Dalam era tanpa cookie pihak ketiga, targeting terautentikasi menjadi solusi menjanjikan. Ini melibatkan mendapatkan izin langsung dari pengguna untuk menggunakan data mereka. Meskipun ada tantangan dalam berbagi identitas pengguna di berbagai situs, teknologi seperti Unified ID sedang dikembangkan untuk mengatasi masalah ini di ekosistem iklan.
Dengan izin konsumen yang jelas, perusahaan bisa mendapatkan data yang lebih akurat. Ini memungkinkan mereka untuk menyediakan pengalaman yang lebih relevan bagi audiens. Ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan pengguna, tetapi juga membangun kepercayaan dan loyalitas merek.
Meskipun ada tantangan, targeting terautentikasi memberi peluang bagi pemasar. Mereka bisa beradaptasi dengan era tanpa cookie pihak ketiga. Dengan fokus pada transparansi dan pemberdayaan pengguna, industri bisa membangun ekosistem iklan yang lebih sehat. Ini menghargai privasi konsumen sambil memberikan pengalaman yang relevan dan berharga.
Targeting Kontekstual
Di era tanpa cookie, pemasar digital banyak memilih targeting kontekstual. Ini memanfaatkan informasi tentang konten situs dan lokasi pengguna. Tidak bergantung pada data pelacakan lintas situs.
Walaupun tidak bisa menggantikan cookie sepenuhnya, targeting kontekstual masih memungkinkan iklan yang relevan. Ini berdasarkan minat dan perilaku pengguna.
Ada beberapa keunggulan dari targeting kontekstual tanpa cookie:
- Mempertahankan personalisasi iklan tanpa melanggar privasi pengguna
- Memanfaatkan informasi konten situs untuk menentukan konten iklan yang sesuai
- Mengoptimalkan perilaku pengguna berdasarkan lokasi mereka
- Menawarkan pengalaman yang lebih relevan bagi pengguna
Walaupun ada keterbatasan, seperti ketergantungan pada konteks halaman dan potensi persepsi invasif. Namun, targeting kontekstual tetap menjanjikan di era tanpa cookie. Dengan teknologi terkini dan memperhatikan privasi, pemasar bisa menjangkau audiens yang tepat. Ini meningkatkan efektivitas kampanye mereka.
Memanfaatkan Saluran dan Dataset Tanpa Cookie
Dalam era tanpa cookie, pemasar bisa memanfaatkan berbagai saluran digital. Mereka bisa menggunakan Connected TV (CTV) untuk target penonton berdasarkan demografis dan minat. CTV tidak memerlukan data cookie.
In-app mobile juga menjadi pilihan menarik. Iklan di aplikasi mobile bisa ditargetkan berdasarkan data demografis dan lokasi. Ini tanpa memerlukan cookie lintas situs.
Saluran lain seperti Digital Out-of-Home (DOOH), Over-the-Top (OTT), dan audio programatik juga bisa dimanfaatkan. Mereka tidak memerlukan cookie pihak ketiga.
Dataset tanpa cookie seperti informasi cuaca dan lokasi juga bisa digunakan. Dengan data alternatif ini, pemasar bisa menyajikan iklan yang relevan tanpa cookie pihak ketiga.
“Kehadiran saluran dan dataset tanpa cookie memberikan peluang bagi pemasar untuk beradaptasi dengan era privasi yang semakin ketat, sambil tetap menjaga pengalaman konsumen yang optimal.”
Dengan memanfaatkan solusi inovatif, industri digital marketing bisa menghadapi era tanpa cookie. Mereka bisa tetap menjangkau dan mengukur konsumen secara efektif.
Kombinasi dari berbagai saluran dan dataset tanpa cookie memungkinkan pemasar untuk mengembangkan strategi yang sesuai dengan preferensi privasi konsumen. Mereka bisa tetap mempertahankan kemampuan targeting dan pengukuran yang dibutuhkan untuk keberhasilan kampanye digital.
Identitas Universal dan Informasi Pribadi Teridentifikasi (PII)
Dalam era tanpa cookie, solusi baru muncul untuk mengenali pengguna tanpa mengurangi privasinya. Solusi ini adalah identitas universal (universal ID). Ini membutuhkan izin jelas dari pengguna dan perlindungan data yang kuat dari semua pihak.
Identitas universal tampaknya solusi yang menjanjikan. Namun, ada tantangan besar. Tantangan ini adalah mencari keseimbangan antara privasi data dan kebutuhan pelacakan dari pemasar digital. Consent pengguna sangat penting untuk menjaga perlindungan data yang efektif.
“Identitas universal memungkinkan pemasar untuk melacak pengguna di seluruh platform dan perangkat, namun tetap mematuhi aturan privasi yang semakin ketat.”
Perusahaan juga harus memastikan informasi pribadi teridentifikasi (PII) pengguna aman dan sesuai regulasi. Inisiatif ini meningkatkan kepercayaan konsumen. Ini juga mendorong pemasaran yang lebih transparan.
Dengan identitas universal dan perlindungan data yang baik, pemasar digital bisa tetap personalisasi. Mereka juga menjaga kepercayaan konsumen di era tanpa cookie.
Privacy Sandbox Google
Google mengembangkan Privacy Sandbox sebagai jawaban atas perubahan privasi digital. Ini adalah alternatif untuk cookie pihak ketiga. Privacy Sandbox menawarkan berbagai solusi untuk targeting iklan dan pengukuran konversi, sambil menjaga privasi data pengguna.
Federated Cohort Learning (FLoC)
Federated Cohort Learning (FLoC) adalah bagian penting dari Privacy Sandbox. FLoC membagi pengguna Chrome ke dalam kelompok atau kohort berdasarkan pola penelusuran mereka. Ini dilakukan tanpa mengidentifikasi pengguna secara individual.
Dengan FLoC, pengguna Chrome dimasukkan ke dalam kelompok yang menunjukkan minat dan perilaku penelusuran mereka. Iklan dapat ditargetkan ke kohort-kohort ini. Ini memungkinkan targeting iklan yang relevan tanpa melanggar privasi data pengguna.
“Dengan FLoC, kami dapat mempertahankan efektivitas targeting iklan tanpa harus mengumpulkan data pribadi pengguna secara individual. Ini adalah langkah penting dalam menjaga privasi data di era digital yang semakin terhubung.”
Inisiatif Privacy Sandbox, termasuk FLoC, merupakan upaya Google untuk menjawab tantangan privasi data. Mereka ingin memungkinkan targeting iklan yang efektif bagi pemasar digital.
Kesimpulan
Era cookie-less akan segera tiba, tapi industri digital bisa beradaptasi. Mereka bisa menggunakan data pihak pertama dan teknologi baru. Ini membantu mereka tetap menghubungi audiens dengan baik, meskipun privasi menjadi prioritas.
Personalisasi berdasarkan data pihak pertama bisa memperkuat merek Anda. Ini meningkatkan loyalitas pelanggan dan pendapatan. Targeting kontekstual yang menggunakan lokasi dan konten juga efektif.
Industri digital harus siap berubah, tapi ini juga kesempatan untuk berinovasi. Dengan data pihak pertama dan teknologi canggih, Anda bisa tetap menghubungi audiens. Ini membantu membangun hubungan kuat dengan pelanggan di era cookie-less.
David Antonny, COO di ToffeeDev dengan pengalaman lebih dari 10 tahun di bidang digital marketing, khususnya dalam Performance Marketing dan SEO. Juga salah satu Keynote Speaker di SEOCON 2019.